Senin, 22 Maret 2010

Membuat Anak Gemar Matematika


MEMBUAT ANAK GEMAR MATEMATIKA1)

Purwoko2)

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati,
⇨ Ibu Rektor Universitas Sriwijaya
⇨ Bapak Dekan FKIP Unsri
⇨ Para Pembantu Dekan FKIP Unsri
⇨ Ketua, Sekretaris, dan para Anggota Senat FKIP Unsri
⇨ Para Ketua dan Sekretaris Jurusan , para Ketua Program Studi,
para Dosen dan Karyawan di lingkungan FKIP Unsri
⇨ Para Alumni dan Keluraga yang berbahagia
⇨ Para Undangan dan Hadirin

Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt, atas kesehatan dan kesempatan yang telah dilimpahkan kepada kita, sehingga kita dapat menyaksikan Pelepasan Sarjana Baru Periode Maret 2010, yang sebentar lagi akan kita laksanakan. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Pemimpin FKIP Unsri yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk menyampaikan orasi ilmiah, semoga orasi yang saya sampaikan bermanfaat bagi kita semua.

1)Disampaikan pada Pelepasan Sarjana FKIP Unsri, Maret 2010
2)Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsri
Hadirin yang saya hormati,
Abad ke-21 telah kita jalani sepuluh tahun. Persaingan hidup semakin ketat. Untuk menghadapi keadaan demikian, anak harus diberi bekal iman, takwa, kecerdasaan, dan keterampilan. Anak adalah manusia yang berumur 7 – 12 tahun. (Wikipedia: Psikologi Perkembangan). Pada kesempatan ini, saya batasi pembicaraan pada bekal kecerdasan saja, khususnya kecerdasan dalam matematika.

Mengapa Anak Perlu Belajar Matematika.
Matematika (dari bahasa Yunani: μαθηματικά - mathēmatiká) adalah studi besaran, struktur, ruang, relasi, perubahan, dan beraneka topik pola, bentuk, dan entitas. (Wikipedia: Matematika)
“Matematika merupakan bahasa artifisial yang dikembangkan untuk menjawab kekurangan bahasa verbal yang bersifat alamiah. Oleh karena itu diperlukan usaha tertentu untuk menguasai matematika dalam bentuk kegiatan belajar. Jurang antara mereka yang belajar matematika dan yang tidak (enggan) belajar matematika semakin lama semakin lebar, karena matematika semakin lama semakin abstrak dan esoterik yang makin jauh dari tangkapan orang awam.” (Paimin, 1998:3)
Di dalam dunia yang terus berubah, mereka yang memahami dan dapat mengerjakan matematika akan memiliki kesempatan dan pilihan yang lebih banyak dalam menentukan masa depannya. Kemampuan dalam matematika akan membuka pintu masa depan yang produktif.
Membuat Matematika Lebih Ramah
Para Undangan yang berbahagia,
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak kesempatan untuk membantu anak belajar matematika. Orang tua sendiri tidak perlu pandai dalam bidang matematika. Orang tua perlu mencoba menggunakan kegiatan sehari-hari untuk membuat anak gemar matematika. Memasak, memperbaiki serta memelihara taman/kebun merupakan suatu kesem-patan bagi orang tua untuk membuat anak gemar matematika. Dukungan dari orang tua seringkali dapat membuat perbedaan antara menikmati dan takut akan matematika di sekolah. Orang tua mungkin saja menjadi pendukung yang penting bagi anak. Memberi bantuan pada anak di rumah akan membantu mereka untuk lebih mudah mengerti, meningkat-kan keterampilan, memperoleh rasa percaya diri, dan merasa lebih senang untuk pergi ke sekolah, tanpa rasa takut akan matematika.
Matematika digunakan dalam berbagai hal yang dikerjakan setiap hari, orang tua dapat memulai sekarang juga untuk membantu anak belajar. Misalnya orang tua yang sedang merencanakan untuk berbelanja, mengajak anak menjumlahkan harga barang-barang yang akan dibeli. Orang tua berusaha membuat anak menyenangi angka-angka. Misalnya, sambil mengendarai mobil berkeliling tanyakan pada anak-anak untuk menemukan plat nomor mobil dengan angka 8. Orang tua tidak harus melakukan semua aktivitas setiap saat. Aturan yang penting adalah sedikit dan sering, yaitu melakukannya beberapa menit setiap hari.
Menggunakan Lagu untuk Mengingat Fakta, Konsep, dan Prinsip
Para Undangan yang saya hormati,
Orang tua dapat menggunakan lagu-lagu untuk mengenalkan fakta, konsep, prinsip, dan operasi. Berikut ini adalah contoh lagu hasil modifikasi penulis.
Persegi (Lagu: Pelangi-pelangi)

Persegi-persegi, itulah namamu.
Empat kali sisi, itu kelilingmu.
Sisi kali sisi, itulah luasmu.
Semua sudutmu siku-siku. Gambar 1: Persegi

Bilangan Prima (Lagu: Seorang Kapiten)

Aku sebuah bilangan.
Mempunyai dua faktor.
Satu dan aku sendiri.
Akulah bilangan prima.

2, 3, 5, 7,
11, dan 13,
17, 19,
Adalah bilangan prima

Berapa jumlah jari di setiap tangan? Berapakah jumlah semua jari ?

Dua Tanganku (Lagu: Lihat Kebunku)
Dua tanganku, sepuluh jariku.
Lima di kiri, dan lima di kanan.
Setiap Minggu, aku potong kuku.
Tanganku bersih, bebas dari kuman.



Gambar 2: Jari tangan
Menggunakan Teka-teki dan Humor untuk Melatih Logika
Teka-teki adalah masalah yang menghendaki jawaban. Apabila teka-teki sudah terjawab, maka tidak ada lagi masalah. Untuk menjawab teka-teki matematika diperlukan penalaran yang logis, berdasarkan semesta dan konteks yang telah disepakati. Salah satu bentuk teka-teki itu adalah alfametika.
Alfametika adalah pengoperasian bilangan yang dilambangkan dengan huruf yang membentuk kata-kata (Johnson dan Rising, 1972: 265). Dalam permainan alfametika, setiap huruf melambangkan tepat satu angka. Contoh:
T I G A
D U A
---------- +
L I M A

K A S U R
4
------------ x
R U S A K

Di samping teka-teki yang logis, ada juga teka-teki yang tidak logis, karena jawabannya menyimpang dari logika. Teka-teki ini disebut teka-teki humor. Menurut Rangkuti dan Haniah (2000:3), humor merupakan salah satu jalan ke luar untuk mengatasi ketegangan, ketakutan, atau kebekuan situasi. Contohnya adalah:
1. Ada buah, jika dibuang sepertiga bersisa lima. Buah apakah itu?
Jawabnya adalah: buah delima
2. Sebutkan sebuah bilangan yang berjenis kelamin perempuan.
Jawabnya adalah: seribu
3. Apa nama bangun datar yang dapat dimakan?
Jawabnya adalah: belah ketupat.
4. Buatlah kalimat tiga kata dengan empat huruf , bilangan ganjil dan bilangan pecahan! Jawabnya: H5 1/3 dis.

Mengajak Anak Bermain dengan Bangun dan Bilangan
Para orang tua dan para guru yang saya banggakan,
Masa kanak-kanak adalah masa bermain. Orang tua dapat memanfaatkan permainan untuk membuat anak gemar matematika. Menurut jumlah pemainnya, ada dua jenis permainan: permainan dengan satu pemain (sendiri) dan permainan dengan dua atau lebih pemain.
Anak dapat bermain sendiri dengan alat permainan tangram. Tangram adalah teka-teki Cina sekitar 4.000 tahun yang lalu, terdiri dari tujuh potongan persegi. Potongan-potongan itu dapat dirangkai menjadi bangun-bangun yang menarik. Dalam permainan ini anak mendapat kesempatan berimajinasi tentang bangun yang diciptakannya.






Gambar 3:Tangram dan rangkaian yang baru dibentuk
Bermain sendiri dapat juga dilakukan dengan menjumlahkan bilangan pada guntingan kalender.

7 14
8 15

3 10 17
4 11 18
5 12 19
Gambar 4: Guntingan kalender
Menara Hanoi adalah sebuah permainan matematika. Permainan ini terdiri dari tiga tiang dan sejumlah cakram lubang berdengan ukuran berbeda-beda. Permainan dimulai dengan cakram-cakram yang tertumpuk rapi berurutan pada satu tiang, cakram terkecil diletakkan teratas, sehingga membentuk kerucut. Pemain harus mamindahkan cakram satu-satu dengan cakram kecil selalu di atas cakram besar, hingga seluruh cakram berpindah ke tiang lain.

Gambar 5: Model Menara Hanoi (dengan 9 cakram)

Anak dapat juga bermain berdua menggunakan dua buah dadu. Caranya adalah: Dua anak secara bergilir melemparkan dua buah dadu dan menjumlahkan mata dadu yang muncul di permukaan atas. Setelah mendapat giliran 10 kali, masing-masing menjumlahkan seluruh per-olehannya. Anak yang mendapat jumlah terbanyak adalah pemenangnya. Yang perlu dijaga adalah: tidak boleh ada pertaruhan dalam permainan matematika.





3 + 2
Gambar 6: Dua buah dadu

Bermain berdua dapat juga dilakukan pada pemainan penjumlahan angka (digit) pada plat nomor mobil/motor. Contoh: BG 3579, jumlahnya 24. Hasil akhirnya adalah 2 + 4 = 6.

Matematika di Rumah dan di Luar Rumah
Para Alumni dan keluarga yang berbahagia,
Di dalam rumah, anak diperkenalkan dengan alat-alat ukur, bagaimana menggunakan timbangan badan dan membahas besarnya kenaikan atau penurunan berat badannya. Ajarkan kepada anak cara membaca jam, baik jam analog maupun jam digital. Dengan membelah buah-buahan, orang tua mulai memperkenalkan bilangan pecahan:
Di luar rumah, anak diajak mengukur panjang dan lebar halaman, menghitung mobil yang lewat di depan rumah. Di perjalanan, orang tua dapat bercerita tentang bangun-bangun ruang yang terlihat, seperti: rumah limas, tangki air berbentuk tabung, kubah setengah bola, atau gunung berbentuk kerucut. Di kompleks perumahan dapat ditunjukkan barisan bilangan: 1, 3, 5, ... di kanan jalan dan 2, 4, 6, ... di kiri jalan. Di jalan raya dapat dijelaskan apa arti rambu-rambu kecepatan maksimum 60 km/jam. Di pasar swalayan orang tua dapat menjelaskan arti diskon 10%. Kegiatan demikian hendaknya dilaksanakan secara kontinyu dan meningkat, sesuai dengan perkembangan penalaran anak.

Membina Kepercayaan Diri Anak
Adalah penting untuk memuji anak ketika mereka sedang belajar matematika. Biarpun mereka membuat kesalahan, mereka telah berusaha keras dan itu merupakan hal yang baik. Anak-anak mungkin kehilangan percaya dirinya bila mereka menemui kesulitan dengan matematika. Bila anak tidak mengetahui jawabannya, orang tua dapat memberikan sedikit waktu padanya untuk berusaha mendapatkan jawabannya. Berikanlah beberapa isyarat serta petunjuk kepadanya. Anjurkan kepadanya untuk mencoba. Berikanlah pujian untuk setiap usahanya, meskipun anak membuat kesalahan. Berikan kesempatan pada anak untuk memperbaiki jawabannya. Bila diberikan jawabannya kepada mereka, hendaknya disertai dengan cara mendapatkan jawabannya. Sebaiknya orang tua memberikan pujian atas usaha anak untuk mencoba, meskipun jawaban yang biberikan salah. Dengan demikian orang tua akan membantu mereka membina kepercayaan dirinya.

Memperkenalkan Ahli-ahli Matematika dan Penemuannya
Dengan memperkenalkan ahli-ahli matematika, anak diharapkan terinspirasi untuk lebih memahami konsep dan prinsip yang ditemukan.
Tokoh-tokoh yang popular adalah:
1. Pythagoras (582 SM496 SM) dengan teoremanya
2. Leonardo da Pisa atau Fibonacci (1175 - 1250) dengan barisannya
3. René Descartes (1596 – 1650) dengan bidang koordinatnya.
4. Blaise Pascal (1623 – 1662) dengan segi tiga Pascalnya


Pythagoras (582 SM496 SM)

René Descartes (1596 – 1650)


Fibonacci (1175 - 1250)

Blaise Pascal (1623 – 1662)
Gambar 7: Beberapa ahli matematika dan penemuannya
Melatih Keterampilan Komputasi
Untuk belajar matematika tingkat lanjutan dan menggunakannya, diperlukan keterampilan dalam komputasi. Terampil adalah kemampuan untuk menyelesaikan soal dengan cepat dan benar. Pekerjaan rumah (PR) matematika adalah suatu upaya guru untuk melatih siswa terampil menyelesaikan soal-soal matematika.
Menurut Johnson dan Rising (1972:218) ada empat hal yang harus diperhatikan dalam latihan keterampilan komputasi, yaitu: 1) gunakan bahan dan teknik bervariasi, 2) pastikan bahwa anak memahami tujuan dari latihan, 3) bantulah anak memahami kebutuhan untuk mengulang-ulang dan mengetahui bagaimana berlatih secara mandiri, dan 4) pasti-kan anak sadar bahwa melalui latihan ini ia akan mencapai kemajuan.
Kalkulator adalah alat bantu dalam latihan komputasi. Orang tua perlu menjelaskan kepada anak, bahwa kalkulator sebaiknya hanya di-manfaatkan untuk mencocokkan jawaban, bukan untuk mencari jawaban. Agar tidak terjadi kesalahan, sebaiknya digunakan kalkulator saintifik, bukan kalkulator umum yang banyak digunakan di pasar atau di toko.

Gambar 8: Kalkulator saintifik dan kalkulator umum
Manfaat yang kedua, kalkulator dapat digunakan untuk menanam-kan konsep pecahan desimal berulang.
Contoh: 1/3 = 0,33333333333... 5/11 = 0,4545454545...
1/6 = 0,16666666666... 6/11 = 0,5454545454...
1/7 = 0,142857142857... 123/999 = 0,123123123...

Komputer adalah alat hitung yang paling canggih saat ini. Pada komputer tersedia program Microsoft Office Excel. Program ini sudah menyediakan rumus-rumus matematika seperti: nilai minimum, nilai maksimum, modus, median, rata-rata, simpangan baku, dan masih banyak lagi.
Yang penting diperhatikan oleh orang tua adalah bahwa kalkulator dan komputer hanyalah alat bantu. Dengan bantuan alat-alat ini, anak-anak diharapkan makin menyenangi matematika, sehingga pada waktu-nya nanti dapat mencapai prestasi yamg maksimal, baik di sekolah mau-pun di dunia kerja.
Keyakinan orang tua akan potensi manusia dan kemampuan anak untuk belajar dan berprestasi merupakan hal yang perlu diperhatikan. Aspek-aspek teladan mental orang tua berdampak besar terhadap iklim belajar dan pemikiran belajar yang diciptakannya. Hendaknya orang tua mendiskusikan kemajuan anak dalam hal matematika dengan gurunya secara ateratur dan memberikan pujian untuk setiap usaha serta prestasi mereka.
Hadirin yang saya hormati,
Demikianlah orasi yang dapat saya sampaikan. Kepada para sarjana baru, para calon guru, dan para guru, saya titipkan pesan: Ajaklah anak-anak bermain sambil belajar matematika, agar matematika menjadi pel-ajaran yang digemari, sehingga mereka membawa bekal ketakwaan, kecerdasan, dan keterampilam untuk memenangi kompetisi di era global.

Jika ingin masakan pedas,
Tebarkan cabai beserta lada.
Jika ingin anak takwa dan cerdas,
Ajarkan akhlak dan matematika.

Jika berlayar ke Malaka,
Jangan lupa membawa paspor.
Jika mengajar matematika,
Jangan lupa sisipkan humor.

Terima kasih atas perhatian Bapak, Ibu, dan para Alumni.
Billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh



DAFTAR PUSTAKA

Boyer, Carl B. 1968. A History of Mathematics. New York: John Wiley
& Sons, Inc

Johnson, Donovan A. dan Rising, Gerald R. 1972. Guidelines for
Teaching Mathematics. Belmont: Wadsworth Publishing Company
Inc.

http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika.%20Diakses%2013-02-2010

http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_perkembangan.
Diakses 13-02-2010

Rangkuti, Freddy dan Haninah, Siti. 200. Humor Matematika. Jakarta:
PT Gramedia.

Paimin, Youla Ekaningsih. 1998. Agar Anak Pintar Matematika.
Jakarta: Puspa Swara.

Van de Walle, John A. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan
Menengah; Pengembangan Pengajaran. Jakarta:Penerbit Erlangga.









RIWAYAT HIDUP
Drs. H. Purwoko, M.Si lahir di Yogyakarta pada tanggal 18 Mei 1950. Setelah lulus SPG Negeri Palembang tahun 1972, ia menjadi guru SD Xave-rius 5 dan 7 Palembang. Tahun 1979 ia menjadi guru SMP dan SMA Xaverius 2 Palembang, sambil mengikuti kuliah di Jurusan Matematika FKg Unsri, dan tamat tahun 1984.


Sejak 1986 hingga sekarang ia menjadi dosen pada Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsri, dengan pendidikan Strata 2 Matematika ITB, dan jabatan fungsional Lektor Kepala berpangkat Pembina Tingkat I Golongan IV b. Selain mengajar, ia juga menjadi anggota Tim Pelatih Pramuka Lemdika Cabang Palembang, dan melatih ekstrakurikuler vokal grup, paduan suara, marching band, serta olimpiade matematika di beberapa sekolah.
Beberapa karya tulis yang dipublikasikan di antaranya:
2004
Buku Berhitung untuk SD kelas 4, 5, 6
Diknas Kab. OKI
2007
Barisan Geometri pada Tangga Nada Diatonis
Pend. Matematika
(Pascasarjana Unsri)
2007
Pembelajaran Matematika SD (Bahan Ajar Cetak PJJ PGSD)
Dikti
2008
Efektivitas Penggunaan CAL pada Mata Kuliah Analisis Real
Forum MIPA
(FKIP Unsri)
2009
Pengembangan CAL dalam Mata Kuliah Analisis Real
Pend. Matematika
(Pascasarjana Unsri)
2009
Pengembangan website Pembelajaran Matematika Program Linear untuk SMA
Pend. Matematika
(Pascasarjana Unsri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar